The Second Coming


The Second Coming

<< Part 6 - Part 7



Tak terhitung berapa musim sudah aku menunggu angin ku kembali sembari mengenangnya di tengah kering dan tandusnya ujung hati. Masih beriman padanya meski tahu angin tidak akan pernah kembali ke tempat pertama kali dia berembus. Ya, sudah kodratnya begitu.

Tapi entah kenapa aku seolah terhenti dan menunggu di tengah persimpangan. Menunggu entah apa yang aku tunggu hingga kini meski ku rasakan samar – samar kehadirannya di ruang dalam tempat dia biasa bersemanyam.

“Biar waktu yang sembuhkan luka,” ya memang benar itu adanya. Oleh sebab itu meski masih ku rasakan kehadirannya, meski mungkin sulit untuk tergantikan dan butuh ribuan musim untuk menghapus jejaknya tertutup butiran debu yang dibawa angin di musim kering.


Aku sudah siap.

Aku sudah berani menantang hari dan menatap matahari.

Aku sudah siap menanggalkannya rasa dan iman yang sempat tertanam sementara.

Hingga dengan yakin melabelinya sebagai kenangan yang akan aku tinggalkan.


21 perjalanan baru menunggu.




Banyuwangi, 18 November 2019

6 comments:

  1. Dianya pasti seseorang yang sangat berarti banget

    ReplyDelete
  2. Seolah menunggu angin, mungkin terasa namun tak terlihat.

    ReplyDelete
  3. ini cerita lain dati move on hehe :D

    ReplyDelete
  4. sibuk sepertinya ya blognya ga pernah di update

    ReplyDelete
  5. Belum tahu inti ceritanya, sepertinya aku harus baca cerita lainnya dulu agar mengerti.

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang artikel di atas? Jangan lupa tinggalkan jejak!