Mimpi Fatamorgana




Egi berlari kecil mengingat langit mulai terlihat mendung. Takut kalau tiba-tiba turun hujan, dia lupa membawa payung. Jarak sekolahnya yang hanya 15 menit dengan berjalan kaki membuatnya tidak perlu repot-repot naik angkot. Tapi enak juga rasanya kalau pergi ke sekolah naik mobil. Tidak capek, tidak perlu kepanasan atau takut kehujanan karena lupa membawa payung. Ah, andai saja dia punya mobil.

"Egi," sebuah mobil berhenti di sebelah kirinya. Dari kaca jendela yang terbuka terlihat Ana melempar senyum padanya.

"Ikut yuk!"

"Aku jalan kaki saja."

"Ayolah!" Ana membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Egi untuk masuk. Karena merasa tidak enak, terpaksa Egi masuk ke dalam mobil Ana.

Ana sangat beruntung, selain berasal dari keluarga berkecukupan Ana juga merupakan gadis populer di sekolahnya. Cantik, pintar, ramah dan baik. Semua orang ingin menjadi temannya dan semua orang bermimpi ingin menjadi dirinya. Termasuk Egi.

Jika dibandingkan dengan Ana, Egi bukanlah siapa-siapa. Hanya banyangan yang tidak pantas dipandang. Terkadang dia membayangkan, bagaimana jika hidup menjadi Ana. Hidup serba kemewahan dan punya banyak teman. Pasti menyenangkan.

"Turun yuk!" suara Ana membangunkan Egi dari lamunannya hingga membuat Egi tidak sadar mereka telah sampai di sekolah.

Begitu turun dari mobil, Ana menggandeng Egi memasuki sekolah. Beberapa orang teman yang berpapasan dengan mereka menyapa Ana namun enggan melihat Egi.

"Sudah sarapan belum, Gi?"

"Sudah kok," Egi terpaksa berbohong, karena dia tidak mau Ana membayarkan makanannya lagi. Sudah sering terjadi, Egi tidak mau menambah kebaikan Ana karena dia mungkin tidak akan pernah bisa membalasnya.

"Kalau gitu temenin aku sarapan ya."

Kali ini Egi tak mampu menolak, dia tidak mau membuat gadis sebaik Ana kecewa. Selama ini hanya Ana yang mau berteman dengannya. Meski banyak yang menganggap Egi aneh karena lebih suka menyendiri daripada ikut bergosip dengan sekelompok gadis di kelasnya, namun Ana seperti tidak pernah memandang siapa temannya. Dia bisa menjadi teman baik bagi siapa saja, termasuk Egi.

"Yakin nggak mau sarapan?" tanya Ana sambil menikmati bubur ayamnya.

"Sudah sarapan kok tadi," Egi berbohong lagi.

Setelah menghabiskan sarapannya Ana pamit ke kamar mandi dan menyuruh Egi lebih dulu masuk ke kelas. Sebenarnya Egi mau saja menemani Ana ke kamar mandi, tapi Ana bersikeras ingin pergi sendiri.


Dengan perasaan enggan Egi berjalan ke kelasnya, melewati segerombolan siswa yang sedang duduk sambil ngerumpi di depan kelas. Mejanya yang berada di depan meja guru, tempat paling dihindari teman-teman kelasnya tapi bagi Egi tempat itu adalah tempat ternyaman karena bebas dari kegaduhan, kontras dengan deretan bangku paling belakang yang sering kena hardik, bahkan lemparan penghapus.

Baru lima menit Egi duduk di bangkunya sambil membuka buku pelajaran, beberapa siswa berlari berhamburan ke luar kelas. Salah seorang dari mereka menyebutkan bahwa Ana jatuh pingsan di kamar mandi.

Begitu mendengarnya Egi langsung bangkit dan berlari. Dia merasa bersalah, andai dia menemani Ana di kamar mandi tadi, mungkin kejadiannya tidak seperti ini. Saat tiba di kamar mandi ternyata Egi terlambat. Ana sudah tidak ada. Ada yang bilang dia dibawa ke UKS, tidak lama kemudian keluarganya menjemput dan membawanya pulang.

Egi benar-benar merasa kehilangan. Karena setelah kejadian itu Ana tidak penah muncul di sekolah. Hingga ketika Egi tidak sengaja mendengar perbincangan salah seorang teman di kelasnya tentang Ana.

"Eh ternyata Ana bulimia loh."

"Ah, masa sih?"

"Beneran. Cantik sih, tapi kalau sudah tahu begini ya malas juga temenan sama dia."

Mendengar permbicaraan teman-temannya Egi merasa marah, namun tak ada yang bisa dia lakukan selain diam.

Akhirnya sepulang sekolah dia beranikan diri untuk menjenguk Ana di Rumah Sakit tempat dia dirawat.

Dalam perjalanan dia terus memikirkan Ana. Begitu selama ini dia melihat Ana sebagai sosok yang sempurna tanpa cela, namun kembali lagi pada kenyataan manusia yang tidak pernah sempurna. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal bagaimana caranya mensyukuri apapun yang ada dan yang dimiliki, tidak perlu memandang iri terhadap orang lain. Karena belum tentu apa yang dilihat sesuai dengan kenyataan. Seperti fatamorgana.


Dari balik pintu yang terbuka sedikt, Egi melihat Ana sedang terbaring lemas di tempat tidurnya.

Perlahan Egi mengetuk pintu dan mengucapkan salam, "Assallamualaikum."

"Egi?"

Begitu Egi mendekat dan baru mau menanyakan keadaan Ana, Ana langsung memeluk Egi.

Ternyata semenjak semua orang tahu Ana mengidap bulimia, tak ada satupun teman di sekolahnya yang datang menjenguk Ana.

Samar-samar terdengar isakan tertahan di bahunya, Egi hanya diam. Memberikan kesempatan bagi Ana untuk menumpahkan segala bebannya. Selama ini Ana dikenal sebagai gadis yang sempurna dan ceria. Tapi siapa sangka di balik semua itu tersimpan kisah pilu.



Banyuwangi, 1 Juni 2016

8 comments:

  1. Bulimia itu apa non?

    Btw sifatku hampir sama kaya Egi suka menolong gadis2 cantik hehe!

    ReplyDelete
  2. Bulimia itu penyakit gangguan makan, karena takut gemuk habis makan apa aja dimuntahin.

    Btw egi ini cewek.

    ReplyDelete
  3. Ana kelihatan sempurna tapi dibalik itu semua ia memiliki kekurangan, dan kekurangan itu tak baik untuk segi kesehatan tubuh. Ya, begitulah kehidupan tak bisa dilihat dari luarnya saja.

    ReplyDelete
  4. Ana yang terlihat sempurna, oh ya ajakan Ana utk sarapan pada Egi jg salah satu sisi baiknya jg dr Ana, sebenarnya Ana bisa saja menunda sarapan paginya, apalg Egi menolak Ana

    ReplyDelete
  5. awalnya egi beruntung bisa dapat temen cewek seksi, eh ... berkecukupan dan kaya raya, wahkeren uh. tapi pas ana jatuh di kamar mandi jadi membuat egi sedih. bulimia itu apa? lupa ingatan?

    ReplyDelete
  6. Ya begitulah sisi kehidupan mbak.
    Mung wang sinawang .

    ReplyDelete
  7. ah iya nih aku juga belum tau apa itu penyakit bulimia?
    manusia memang beginilah tidak ada yang sempurna yang penting tetap bersyukur atas semua pemberian-NYA.

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang artikel di atas? Jangan lupa tinggalkan jejak!