Mencari Angin

Mencari Angin

<< Part 2 - Part 3 Part 4 >>

Aku berdiri di bawah butiran-butiran bening yang menyerangku. Keroyokan. Sepertinya mereka tak mampu menghadapiku satu persatu. Pengecut. Pecundang kalian. Kalau berani lawan aku dengan tombak petir milik Zeus yang kau pinjam.

Aku masih berdiri menantang hujan.

Basah semua dari ujung kepala sampai ujung kaki. Basah yang mengingatkanku pada rindu. Karena seriap menatap hujan yang terlintas di benakku hanya senyum nakalmu.

Kenapa kamu pergi?

Aku berlari menyusuri hujan berharap menemukan angin yang telah pergi. Jangan pergi kemarau. Tetaplah kering seperti hatiku yang gersang semenjak angin itu berembus untuk yang terakhir kali dengan membisikkan kata selamat tinggal.

Di mana lagi aku bisa mendapatkan orang sepertimu, mencari senyum yang sama nakalnya dan merindu seperti punguk yang selalu menatap bulan dari kejauhan.

Dengan apalagi aku bisa menggantikanmu.

Kalimat itulah yang selalu terkenang semenjak anginku hilang. Seolah hariku hanya dipenuhi hujan dan air mata. Di dalam ada hati yang senantiasa merindunya. Menunggunya jika saja dia menyapa dan kembali dengan kata penyesalan karena telah pergi.

Hingga ketika aku sadar aku hanya berdiri di pinggir hujan. Berada di antara kenangan dan masa depan. Masih berusaha melepaskannya satu persatu, dengan iman aku percaya setiap butiran-butiran hujan mampu membawa kenangan tentang anginku pergi. Ku lepaskan satu persatu hingga genap dan semuanya lenyap di bawah gemericik hujan menuju sungai dan bermuara di pantai. Tempat paling akhir untuk sebuah kenangan dan luka masa lalu.



Banyuwangi, 30 Maret 2017

9 comments:

  1. aduhhh., kata-katanya sangat enak dibaca, keren..
    kira-kira maksud dari "angin" itu apa ya? :)

    ReplyDelete
  2. yg lalu biarlah berlalu, gak usah di inget-inget, lagian udh mau nikah kaan .. sotoy !!:D

    ReplyDelete
  3. Pada paragraf terakhir, kayaknya sudah menemukan pengganti anginnya yang telah pergi. Hehe

    Oiya. Kalau masih mencari angin, datang saja ke tempatku. Kebetulan aku tukang tambal ban. Jadi punya stok angin yg banyak. Angin kompresor. Wkwkwkwk

    ReplyDelete
  4. Pada endingnya sepertinya sngin itu dudah tergantikan, semoga angin yang baru kekal sepanjang waktu.

    ReplyDelete
  5. *_* ini ceritanya bikin hatiku lumer pagi-pagi..

    ReplyDelete
  6. wih mantap... keren banget dah...

    ReplyDelete
  7. sama dg komen lainnya postingannya "keren banget penyair profesional"

    ReplyDelete
  8. Kata-katanya bikin ...
    Hm... terjebak kenangan atau melangkah ke depan.

    ReplyDelete
  9. Awalnya mah semacam bimbang dengan kenangan karena hujan, terus kalimat terakhirnya mantap betul untuk mengejutkan. :)

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang artikel di atas? Jangan lupa tinggalkan jejak!